Saat Merasa
Helm diangkut olehmu
pemilik motor baru pada masanya
“Sebagai pengaman,” katamu
Kalau ditanya, “kemana?”
Jawabmu “kamu mau ikut?”
Padahal hanya bertanya, apa salahnya?
Salah, ya?, Maaf.
Ku amati
kamu sedang melaju dengan kecepatan sedang
berbelok ke kanan,
kanan lagi,
kiri,
dan seterusnya
hingga kamu temui tempatmu bersarang dan merasa tenang
Aku mengira tempat yang membuatmu tenang adalah angkringan yang ku temui sore itu
Yang kata balihonya,
“Angkringan ini didirikan saat kamu sedang berduka”
Pantas saja
Ku kira juga,
ketenanganmu muncul dariku, salah satunya
Namun ternyata dari Tuhan
entah benar-benar Tuhan yang kamu sembah
atau makhluk Tuhan yang kamu damba.
***
Gelas penuh
Pesan 3 macam —gelas— kepada barista;
dua yang berisi untuk masing-masing bagi kita
satu yang masih kosong untuk menuang masing-masing dari
kita.
Yang satu, agak besar, ya.
***
Singgah Kota, Kota Singgah
(hari jadi kota sby)
Hari ini dengan kecepatan sedang
Melihat kota sedang ramai
Merayakan hari jadi
Bagi yang tidak ikut memiliki
Baiknya tidak menepi
Bersama apapun yang dipunya
Bertekadlah untuk tiba
***
Gerbong Uji Teori
Teranggukkan kepala semasa ia bercerita
Sedari gelisah, tak perlu memalingkan,
macam tak biasa dengan sebagaimana mestinya saja.
Gerbong dua bercerita soal teori yang sempat terdistraksi malam itu,
seolah skenario yang langsung dipentaskan.
Lalu pada akhirnya,
sampai jumpa pada masa yang kita punya,
sementara biar hanya simulacra.
***
Pada Kami, Tuan!
Belum teramat malam, tuan, teramat kusut, mungkin.
Kami mencoba untuk meramu diksi “interaksi”,
lalu mengaduknya dalam konotasi
bahwa olah rasa adalah bagian dari proses menuju kemapanan.
Manusia terdiri dari nyawa;
masing-masing ciptaan yang Maha memberi rasa,
yang tak pernah bermakna sia-sia.
***
Yang Penting Saling
Cekikik kata temanmu sore itu
Tentang alasannya,
aku enggan bertanya
Yang aku tau,
beberapa hal yang mengecewakan terkadang berujung menjadi lelucon
hahaha…., iya?!
Penting untuk diketahui oleh tangan kananku,
saat di sebelah kiri terdapat luka.
Kanan tak merencanakan besuk,
ia lekas tiba sedari dirasa.
Kiri tak pernah menunggu,
sebab ia begitu menaruh rasa percayanya pada kanan.
Keduanya tak pernah saling berkhianat,
sebab saling menjaga temu.
Direncanakan atau tidak,
urusannya.
Yang penting saling.
*Penulis adalah Ketua Umum Koorkom IMM UNAIR.