Recent News

Menjadi Pemimpin Bukan Sekadar Jabatan Tapi juga Sebagai Teladan

Oleh: Syarif Hidayat, Anggota Bidang Sosial & Pemberdayaan Masyarakat PC IMM Kota Surabaya

Surabaya – Berbicara kepemimpinan bukan sekadar jabatan atau posisi namun seni memengaruhi, mengarahkan, dan menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin sejati tidak hanya memikirkan hasil, tetapi juga proses membangun lingkungan kerja yang adil, kreatif, dan berdaya saing.

Komunikasi sangat penting dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang mampu berbicara dengan jelas dan memiliki empati serta memahami apa yang dibutuhkan timnya. Hal tersebut akan lebih mudah mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari timnya. Namun, kepemimpinan penuh dengan masalah.

Setiap pemimpin menghadapi dinamika yang berbeda. Hal tersebut bergantung pada karakteristik tim masing-masing, pengaruh dari luar, dan kecenderungan zaman.  Di sinilah kepemimpinan adaptif diperlukan. Seorang pemimpin harus mampu mengubah situasi tanpa kehilangan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan seperti keadilan, integritas, dan tanggung jawab.

Kekuatan Mengubah Dunia

Seorang pemimpin juga diwajibkan memiliki kemampuan yang baik dalam mengambil keputusan dengan bijak. Kemampuan tersebut nantinya yang dibutuhkan untuk teamwork dalam mencapai hasil yang diinginkan.       

Pemimpin yang baik dapat membangun hubungan yang kuat dengan timnya, memahami kebutuhan serta potensi setiap anggota, dan membuat lingkungan yang mendukung kemajuan. Pemimpin memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik itu di dunia bisnis, pendidikan, pemerintahan, maupun dalam komunitas lainnya. Fungsi utama seorang pemimpin adalah mengarahkan, memotivasi, dan memastikan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Dalam sejarah, banyak tokoh penting telah menunjukkan bahwa kepemimpinan memiliki kekuatan untuk mengubah dunia.  Mulai Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka tidak hanya berbicara, tetapi mereka juga membuat perubahan terjadi dalam kehidupan nyata.

Berbicara tentang kepemimpinan berarti memiliki kekuatan, komitmen, dan keberanian untuk membawa perubahan.  Setiap orang memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin dalam konteks apa pun, apakah itu dalam keluarga, organisasi, atau masyarakat umum.  Yang paling penting adalah bagaimana kita meningkatkan kemampuan kita, membangun karakter kita, dan terus belajar dari pengalaman kita sebagai pemimpin.

Bertanggung Jawab Mengasihi

Sebagai tokoh pendidikan terkemuka dan pendiri sistem pendidikan nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara memiliki pemahaman yang begitu dalam tentang kepemimpinan. Menurutnya, pemimpin bukan hanya orang yang memiliki otoritas atau kekuasaan. Lebih dari itu, mereka adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengasihi, mengarahkan, dan mendorong orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan hormat dan kasih sayang.

Secara keseluruhan, fungsi seorang pemimpin tidak hanya sebatas mengatur dan memberi perintah, tetapi juga berfokus pada pengembangan tim, pemecahan masalah, serta menjaga keseimbangan dalam setiap keputusan yang diambil. Pemimpin yang efektif dapat mengintegrasikan berbagai fungsi ini untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang etis, produktif, dan berkelanjutan.

Menurut Ki Hajar Dewantara, seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan bagi mereka yang dipimpinnya.  Pemimpin dalam situasi ini harus memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, berbudi pekerti, dan memiliki integritas yang tinggi. 

Menurutnya, seorang pemimpin harus memiliki sifat kebijaksanaan dan rasa adil, serta mampu menghargai dan memperhatikan kebutuhan anggotanya.

3 Konsep Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara

Ada 3 konsep kepemimpinan yang di gagas oleh Ki Hajar Dewantara. Sebagai bapak pendidikan indonesia, ia mengenalkan 3 konsep yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin agar dapat menjadi pemimpin yang ideal. Yakni Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Dari ke 3 konsep tersebut memiliki makna dan arti masing-masing.

Konsep yang dikenalkan pertama oleh ki hajar dewantara adalah Ing Ngarso Sung Tuladha yang memiliki arti “Di Depan Memberi Contoh”. Seorang pemimpin harus memberi contoh yang baik dalam setiap tindakannya, menjadi panutan yang bisa mengispirasi dan memotivasi orang lain. Konsep ini menyatakan bahwa kepemimpinan tidak hanya bergantung pada otoritas atau perintah. Sebaliknya, itu lebih berkaitan dengan dampak positif yang dihasilkan oleh pemimpin melalui tindakan nyata yang mengutamakan prinsip-prinsip kebaikan.

Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya Ing Madya mangun Karso, dalam konsep ke 2 ini yang harus di miliki oleh seorang pemimpin yang memiliki arti “Di Tengah Memberi Semangat”. Selanjutnya konsep ke 3 yang kenalkan Ki Hajar Dewantara Tut Wuri Handayani yang artinya “Dari Belakang Memberikan Dorongan”. Pemimpin harus dapat mendorong dan mendorong orang lain untuk berkembang, berkarya, dan berkontribusi pada pencapaian tujuan bersama.

Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa kepemimpinan bukanlah memimpin dengan kekuatan atau otoritas, tetapi lebih pada cara mendorong dan mendorong orang lain untuk maju bersama.

Dengan demikian, pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara adalah seseorang yang mampu menjadi contoh, memberi semangat, serta mendukung kemajuan dan perkembangan orang lain, khususnya dalam pendidikan, dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang. Pemimpin sejati adalah mereka yang mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, serta selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi rakyat atau kelompok yang dipimpinnya. (*)

Tags :

Redaksi IMM Surabaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular News

Recent News

PC IMM Surabaya adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Organisasi Otonomi Muhammadiyah

© 2025 PC IMM Surabaya. All Rights Reserved by FeekzzDev.