Humanika Dian Nusantara: Dari Pergolakan di Komisariat hingga Amanah Merawat Perkaderan Jawa Timur

Humanika Dian Nusantara dan Abadi Marzuki (tengah, memakai peci) saat berfoto bersama kader-kader IMM UINSA di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya pada Jum’at sore (15/11/2024). Keduanya adalah kader terbaik IMM UINSA yang saat ini ada di dalam struktural DPD IMM Jawa Timur. (Immsby.or.id/Faridhotul Khasanah)

 

Surabaya (18/11) – DPD IMM Jawa Timur periode 2024-2026 telah resmi dilantik pada Jum’at lalu (15/11). Salah satu sosok yang turut dilantik adalah Humanika Dian Nusantara sebagai Ketua Bidang Kader.

Malam itu selepas pelantikan, IMM Komisariat Ushuluddin dan Filsafat berkesempatan tuk berbincang dengan Immawan kelahiran 7 November 1997 tersebut. Pria yang akrab disapa Human itu bercerita mengenai banyak hal, salah satunya ialah pergolakan yang pernah ia alami di Komisariat

“Komisariat saya dahulu, Komisariat Ibnu Khaldun ialah Komisariat kecil. Ketika saya masuk, hanya ada dua orang gigih yang mengkader saya, yaitu Mbak Indah dan Mbak Jannah. Angkatan saya itu hanya empat, dan kadernya hanya empat pula. Jadi kalau digabung, kader dan jajaran hanya ada delapan,” ungkapnya

Human menuturkan bahwa berproses di Komisariat yang penuh dengan keterbatasan sangat membentuk dirinya. Menurutnya, pengalaman di Komisariat sangatlah berhaga. Pengalaman itu juga, yang telah memotivasinya hingga saat ini ada di posisi sebagai Ketua Bidang Kader DPD IMM Jawa Timur.

“Konsep ‘ashobiyah dari cendekiawan muslim, Ibnu Khaldun dulu kami kaji sehingga menjadi inspirasi dalam membangun kekuatan kolektif,” tambahnya.

Ibnu Khaldun sendiri adalah nama lama Komisariatnya pada saat itu. Komisariat ini resmi berubah menjadi IMM Komisariat Ushuluddin dan Filsafat pada 2021 lalu.

Pria yang kerap disapa Human tersebut juga berpesan bahwa perkaderan dan kegigihan harus melekat dalam diri seorang kader IMM. Inovasi, kreasi, dan aksi harus menjadi spirit dalam melangkah menuju ke depan

Ia juga menceritakan beberapa pengaruh para senior dalam perjalannya sebagai kader. Beberapa nama ia sebut, seperti Sholihin Fanani (Wakil Ketua PWM Jawa Timur), Mukayat Al Amin (Dosen UM Surabaya), hingga Najih Prasetyo (Sekjend PP Pemuda Muhammadiyah).

Bagu Human, mereka selama ini sangat mendukung regenerasi kader. “Kami selalu ingat pesan Q.S. An-Nisa ayat 9, walyakhsyalladzina lau taraku min khalfihim dzurriyyatan dho’afan khaafu ‘alaihim falyattaqullaha walyaquulu qaulan sadiida, tentang pentingnya pembentukan mental dan diaspora,” tambahnya.

Human juga meminta dukungan dari semua pihak untuk bersama membangun perkaderan di Jawa Timur dengan lebih baik. Pihaknya sendiri akan mengusung strategi “Nawasena” sebagai panduan dalam membangun perkaderan yang solid dan berkelanjutan.

Ketua Umum IMM Komisariat Ibnu Khaldun Periode 2018-2019 tersebut menyoroti pentingnya memperkuat hubungan antar pimpinan cabang di berbagai wilayah di Jawa Timur, seperti Gerbangkertosusila, BTS (Bromo-Tengger-Semeru), Selingkar Wilis, dan Lintas Selatan.

“Kami mencoba melihat perkaderan dari sudut pandang budaya dan keilmuan, karena wilayah Jawa Timur yang sangat luas dan beragam memerlukan pendekatan khusus,” pungkasnya.


 

*Penulis adalah Ketua Bidang RPK IMM Komisariat Ushuluddin dan Filsafat serta Ketua Cendekiawan Institute.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *