Urgensi IMM dalam Membentuk Karakter Islami

Ilustrasi diedit menggunakan Canva. (Immsby.or.id/Muhammad Habib Muzaki)

 

IMM sebagai ortom tentu tidak bisa keluar dari gerakan Muhammadiyah. Salah satunya gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Dalam IMM sendiri telah tertulis secara eksplisit bahwa IMM bergerak dalam ranah keagamaan. Diperkuat lagi dalam enam penegasan, salah satunya poin pertama, bahwa IMM ialah gerakan mahasiswa Islam.

Dalam ranah keagamaan seharusnya tidak hanya sebatas teori, melainkan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga konsep ilmu dan amal seimbang. Oleh karenanya, IMM bertanggung jawab terhadap terbentuknya karakter islami terhadap anggota dan jajarannya.

Jika kita berbicara terkait karakter islami, tentu Rasulullah saw. menjadi suri tauladan dan patokan karakter umat Islam. Karena diri beliau dihiasi dengan budi pekerti dan akhlak yang baik. Rasulullah saw. diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia terhadap Tuhannya dan antar sesamanya.

Kata “menyempurnakan” mengungkapkan bahwasanya karakter atau akhlak itu bertingkat sehingga perlu disempurnakan, dari akhlak yang buruk hingga ke akhlak yang sangat baik.

Karakter islami didasarkan pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad saw., ruang lingkup karakter islami sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan akhlak atau karakter.

Adapun ruang lingkup karakter islami adalah. Pertama, karakter islami terhadap Allah. Akhlak kepada Allah diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Sang Khalik.

Terdapat Empat alasan perlunya manusia berkarakter islami kepada Allah yaitu: Karena Allah yang telah menciptakan manusia. Lalu karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari (Q.S. An-Nahl ayat 78).

Lalu juga karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana Yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia (Q.S. Al-Jasiyah ayat 12-13). Selanjutnya, karena Allah telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan (Q.S. Al-Isra ayat 70).

Kedua, karakter islami terhadap sesama manusia. Terdapat banyak rincian yang dikemukakan dalam Al-Qur’an berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia.

Petunjuk hal ini berupa larangan melakukan hal-hal negatif (Q.S. Al-Baqarah ayat 263), menekankan bahwa setiap orang didudukan secara wajar (Q.S. An-Nur ayat 58). Selanjutnya Kebiasaan untuk saling memaafkan dan mengendalikan nafsu dan amarah.

Ketiga, karakter islami terhadap lingkungan. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap Alam. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses yang sedang berjalan, sehingga tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan.

Dengan demikian karakter Islami lebih sempurna dibandingkan dengan karakter lainnya. Jika akhlak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan manusia, maka akhlak islami berbicara pula tentang cara berhubungan Allah, manusia, dan lingkungan.

Dalam IMM sendiri, pembentukan karakter islami dimulai saat DAD, dan seharusnya IMM melanjutkan pembentukan karakter islami dalam perkaderan kultural hingga kader tersebut bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya adalah tercipta yang namanya tidak cukup sebatas teori, tetapi aksi nyata.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, disebutkan bahwa seseorang berada dalam tuntunan temannya, maka hendaklah salah seorang dari kamu melihat siapa yang menjadi temannya.

Dari hadis ini, paling tidak dapat dimaknai bahwa pergaulan memiliki Pengaruh besar terhadap proses pembentukan karakter. Jika seseorang bergaul dengan orang yang berkarakter baik dan bertakwa, maka dia dapat mengambil sifat baik dan takwanya.

Sebaliknya jika bergaul dengan yang berkarakter jahat dan pendosa, maka seseorang dapat mengambil sifat jahat dan pendosanya.


 

*Penulis adalah Ketua Bidang TKK IMM Komisariat Leviathan dan Ketua Umum KM3.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *