Kita tentu pernah melihat konten-konten para apologet yang membela Islam dari serangan-serangan orang-orang ateis atau oknum agama lain yang menyerang Islam. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah Tuhan itu ada? Apa benar Islam bukan agama perang? Atau apa bukti bahwa Al-Qur’an adalah firman Tuhan? Pada pertanyaan terakhir kira-kira apa jawaban yang sering kalian dengar?
Jawaban yang sering penulis dapatkan adalah bahwa Al-Qur’an itu benar dari Tuhan. Buktinya, tidak ada ayat-ayat yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Jawaban itu yang sering saya dapatkan dari konten-konten Zakir Naik, Ahmad Deedat, Adnan Oktar (Harun Yahya) atau yang baru-baru ini sedang naik daun, Dondy Tan.
Argumen-argumen yang dibangun sangat beragam. Umumnya dimulai dengan mengutip ayat kemudian dicocokkan dengan teori ilmu pengetahuan yang sesuai dengan teks ayat tersebut. Beragam teori ilmu pengetahuan dimasukkan, mulai dari teori biologi, teori neurosains, teori geologi, teori psikologi, teori fisika newtonian, bahkan teori fisika quantum pun dimasukkan untuk membuktikan bahwa Al-Qur’an benar.
Dari argumen-argumen yang dibangun kesimpulannya adalah hanya Islam saja yang kitab sucinya, Al-Qur’an, bersesuaian dengan teori-teori ilmu pengetahuan yang mutakhir. Karena Al-Qur’an bersesuaian dengan teori-teori ilmu pengetahuan, maka tidak mungkin ia karangan dari Nabi Muhammad saw., yang bahkan tidak bisa menulis dan membaca.
Namun pernahkah kalian bertanya ulang, kalau Al-Qur’an sesuai dengan kebenaran ilmu pengetahuan, apakah Al-Qur’an juga sesuai dengan teori evolusi? Bukankah teori evolusi juga produk ilmu pengetahuan yang kebenarannya belum terbantahkan hingga hari ini? Kalau teori evolusi benar, bagaimana dengan Nabi Adam? Bagaimana? Bingung? Atau justru dengan mudah kalian berkata bahwa teori evolusi hoax? Mari kita bahas.
Apa Itu Teori Evolusi?
Teori Evolusi adalah konsep ilmiah yang menjelaskan bagaimana organisme hidup berkembang dan berubah seiring waktu melalui proses seleksi alam. Perubahan itu berlangsung tidak dalam waktu yang singkat. Melainkan perubahan yang terjadi antar generasi yang berlangsung selama ratusan tahun bahkan jutaan tahun.
Perubahan itu terjadi dengan sangat lambat sehingga tidak akan disadari oleh satu generasi saja. Evolusi tidak terjadi begitu saja, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu organisme agar bisa berevolusi. Berikut adalah empat syarat utama terjadinya evolusi:
Pertama, reproduksi. Agar seleksi alam dapat terjadi, harus ada banyak organisme. Organisme-organisme ini ada melalui proses yang disebut reproduksi. Kedua, perjuangan untuk bertahan hidup. Akibat reproduksi, organisme menjadi banyak sedangkan sumber daya alam yang tersedia sama, sehingga organisme harus bersaing untuk bisa bertahan hidup. Ketiga, variasi genetik. Organisme dalam habitat tertentu mulai menunjukkan beragam variasi sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan hidupnya. Organisme yang bisa beradaptasi dengan baik akan bertahan yang tidak mampu beradaptasi akan mati.
Keempat, pewarisan sifat. Organisme yang mampu bertahan hidup itu nantinya akan kawin dan menghasilkan keturunan. Keturunan ini memiliki karakteristik induk yang akan membantu mereka bertahan hidup. Perubahan atau evolusi organisme terjadi karena hanya organisme yang adaptif yang bisa memiliki keturunan, sedangkan organisme yang gagal beradaptasi akan mati, dan sifat-sifat yang ia miliki akan hilang. Sehingga tiap generasi, organisme akan berubah secara sifat dan bentuk tubuh untuk terus menyesuaikan dengan lingkungan hidup mereka.
Teori Evolusi Belum Terbantahkan
Mungkin di luaran sana kalian sering mendapati mitos bahwa teori evolusi itu hoax dan sudah terbantahkan. Umumnya yang berkata demikian berasal dari tokoh agamawan, baik Kristen maupun Islam. Bagi kalian yang kelahiran 1990-an akhir atau 2000-an awal tentu tidak asing dengan video-video dari Harun Yahya, yang isinya membantah teori evolusi. Sehingga di masyarakat pada umumnya percaya bahwa teori evolusi itu hoax, karangan Darwin dan tidak sesuai ilmu pengetahuan.
Apakah itu benar? Tentu saja tidak. Faktanya, suka atau tidak, teori evolusi masih belum terbantahkan. Belum ada ilmuwan yang membantah teori evolusi dan kemudian diakui oleh dunia akademik. Semua bantahan itu hanya dilakukan melalui ceramah-ceramah, atau video-video, dan karya-karya popular lainnya. Kalau begitu apa bukti kalau teori evolusi benar? Jawabannya adalah banyak sekali, dan mungkin bukti-bukti itu juga yang jarang disampaikan oleh para apologet.
Kebenaran teori evolusi bisa didapat dari berbagai bukti mulai dari bukti paleontologi, bukti biogeografi, anatomi komparatif, molekuler dan genetik, biokimia, fisiologis, antropologi, arkeologi, etnologi, dan banyak bukti-bukti lain yang tidak bisa saya jelaskan pada tulisan ini. Barang kali ada rekan-rekan dari jurusan biologi atau antropologi yang bisa menjelaskan dengan lebih sempurna.
Intinya adalah teori evolusi belum terbantahkan secara ilmiah dan tampaknya tidak ada alasan untuk tidak mempercayai kebenaran teori evolusi (Taufik, 2019).
Orang Beriman dan Teori Evolusi
Dalam pengamatan penulis ada ketakutan-ketakutan yang berasal dari doktrinasi selama bertahun-tahun. Baik dari acara TV, video YouTube, atau ceramah agama yang memposisikan teori evolusi sebagai musuh agama. Seolah-olah orang yang percaya teori evolusi itu ateis, atau benci agama. Padahal cara pandang seperti itu tidak ilmiah. Untuk meredam rasa takut itu, penulis akan berikan lima alasan mengapa orang beriman boleh percaya teori evolusi.
Pertama, teori evolusi tidak melawan kebesaran Allah. Memahami evolusi tidak harus mengurangi kepercayaan pada kekuasaan Allah. Sebaliknya, hal itu bisa dilihat sebagai salah satu cara Allah menciptakan dan mengatur makhluk hidup melalui mekanisme hukum-hukum alam yang sumbernya tetap berasal dari Allah.
Kedua, melawan sikap anti-sains. Islam mendorong umatnya untuk mencari tahu, dan memahami dunia melalui observasi dan penelitian. Al-Qur’an mengajarkan pentingnya ilmu pengetahuan dan menjelajahi tanda-tanda ciptaan Allah di alam semesta. Oleh karenanya kebenaran-kebenaran yang sudah diverifikasi oleh ilmu pengetahuan harus diterima, sampai ditemukan kebenaran lain yang membantah kebenaran tersebut.
Ketiga, tafsiran alternatif. Banyak ulama dan intelektual muslim yang berpendapat bahwa Al-Qur’an dapat diinterpretasikan dalam berbagai cara, termasuk dalam hal penciptaan manusia. Ada kemungkinan cerita penciptaan dalam Al-Qur’an bisa sesuai dengan teori evolusi jika dipahami secara simbolis atau metaforis.
Keempat, sarana dialog antara ilmu pengetahuan dengan agama. Apabila Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah maka kita tidak perlu takut apabila hasil pengetahuan akan membantah agama. Karena agama Islam harusnya akan selalu sesuai dengan ilmu pengetahuan yang didapat dari observasi alam semesta yang merupakan ciptaan Allah juga. Apabila ada ketidaksesuaian maka ada kemungkinan teori yang dikemukakan itu salah, atau tafsiran atas agama itu yang kurang tepat dan perlu pengkajian ulang.
Kelima, pemahaman kontekstual. Menyadari bahwa pengetahuan ilmiah terus berkembang, umat Islam dapat menerima teori evolusi sebagai model ilmiah yang saat ini memberikan penjelasan terbaik berdasarkan bukti yang ada, sambil tetap membuka kemungkinan revisi di masa depan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
*Penulis adalah Ketua Bidang TKK PC IMM Kota Surabaya.