Ponorogo Charter (Bagian Rekomendasi Kebijakan)

Ilustrasi diedit menggunakan Canva. (Immsby.or.id/Muhammad Habib Muzaki)

 

Setelah menguraikan isu-isu pilihan yang terjadi di akar rumput, beberapa deskripsi rekomendasi yang dapat diwacanakan untuk menjadi haluan DPD IMM Jawa Timur periode kedepannya meliputi nama program, penanggung jawab, realisasi program, serta sifat program.

Dalam hal ini, beberapa program tergolong dalam program yang dapat ditawarkan serta tidak ditawarkan. Program yang ditawarkan membuka peluang bagi PC IMM Se- Jawa Timur untuk menjadi pengelola utama program.

Program-program yang dikelola oleh DPD IMM Jawa Timur sebaiknya tidak hanya dibatasi dalam lingkup eksklusif pengelolaan internal, melainkan harus membuka ruang kolaborasi yang lebih luas dengan PC IMM se-Jawa Timur.

Dalam konteks ini, keterlibatan PC IMM se-Jawa Timur sebagai mitra kolaborasi merupakan langkah strategis yang esensial. Kolaborasi tersebut tidak hanya memperkuat sinergi antarorganisasi tetapi juga memungkinkan program-program yang dirancang dapat menjangkau lebih banyak kader dan memberikan dampak yang lebih signifikan. Dengan demikian, tujuan besar organisasi, baik dalam hal peningkatan kualitas perkaderan maupun pencapaian target-target strategis lainnya, dapat diwujudkan dengan lebih efektif dan efisien.

Salah satu program yang menjadi rekomendasi, pertama adalah program Perkaderan Inklusif. Program ini dirancang untuk menghasilkan buku panduan pedoman perkaderan inklusif yang tidak hanya sekadar mengatur teknis pelaksanaan, tetapi juga memberikan legitimasi terhadap perluasan sasaran perkaderan IMM.

Buku panduan ini diharapkan menjadi acuan yang komprehensif bagi seluruh pihak terkait, memastikan bahwa setiap langkah dalam proses perkaderan inklusif sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan organisasi. Selain itu, program ini juga mencakup kegiatan sosialisasi dan diskusi terkait buku panduan tersebut, yang bertujuan untuk menyebarluaskan pemahaman serta membangun konsensus di antara seluruh kader.

Dalam pelaksanaannya, program ini berada di bawah tanggung jawab Bidang Perkaderan DPD IMM Jawa Timur, didukung oleh Instruktur Madya DPD IMM Jawa Timur, serta melibatkan Bidang Perkaderan PC IMM se-Jawa Timur. Meski demikian, sifat dari program ini tidak ditawarkan secara luas, melainkan lebih bersifat internal dan khusus untuk kalangan tertentu dalam organisasi.

Kedua, perhatian juga diberikan pada program Pendampingan Studi, yang memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan kader IMM. Salah satu inisiatif dalam program ini adalah Super Camp, yang difokuskan untuk memberikan pendampingan kepada pelajar Muhammadiyah se-Jawa Timur dalam persiapan menghadapi tes SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes).

Program ini bukan hanya memberikan bimbingan akademis, tetapi juga membantu pelajar dalam membuat keputusan yang tepat terkait pemilihan kampus dan jurusan di perguruan tinggi negeri (PTN) di Jawa Timur. Dengan adanya pendampingan ini, diharapkan pelajar Muhammadiyah dapat lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan dalam seleksi masuk perguruan tinggi.

Program Super Camp ini dikelola oleh Bidang Riset dan Keilmuan DPD IMM Jawa Timur, bekerja sama dengan Bidang Riset dan Keilmuan PC IMM se-Jawa Timur, memastikan bahwa pendampingan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi para pelajar. Berbeda dengan program Perkaderan Inklusif, program ini bersifat lebih terbuka dan ditawarkan secara luas kepada peserta, memungkinkan lebih banyak pelajar untuk mendapatkan manfaat dari pendampingan yang disediakan.

Ketiga, Program Distribusi Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dikelola oleh DPD IMM Jawa Timur melalui koordinasi Bidang Organisasi DPD IMM Jawa Timur dan Bidang Organisasi PC IMM se-Jawa Timur. DPD IMM Jawa Timur bertanggung jawab sebagai koordinator utama, sementara PC IMM se-Jawa Timur berperan dalam pelaksanaan di tingkat daerah.

Realisasi program ini mencakup asesmen terhadap calon penerima beasiswa untuk memastikan bahwa beasiswa KIP disalurkan kepada mahasiswa yang membutuhkan, serta pendistribusian kuota beasiswa kepada penerima yang memenuhi syarat. Namun, program ini bersifat tidak ditawarkan secara terbuka.

Ketiga program tadi adalah rekomendasi utama dalam Ponorogo Charter ini. Ketiganya dirasa sangat penting, terlebih dengan berbagai isu yang menerpa Indonesia belakangan ini, khususnya di daerah Jawa Timur, masa depan bangsa ini telah berada di ujung tanduk. Meski demikian, di tengah-tengah berbagai macam krisis yang melanda, perlu diketahui bahwasanya dalam keadaan krisis inilah harapan dapat tumbuh bermekaran.

Melalui IMM, harapan ini merupakan amanat bangsa yang sudah semestinya diemban, sekalipun berbagai rintangan di depan menghempaskan semangat harapan tersebut. Harapannya, melalui rumusan Ponorogo Charter ini, dapat menjadi terang dalam gulita kegelapan yang tidak hanya memekikkan, tetapi juga mencekam.

Dengan kata lain, rumusan ini harapannya menjadi denyut nadi bagi nafas perjuangan IMM Jawa Timur di tengah-tengah kejumudan, kejahilan, serta kehipokritan yang marak terjadi belakangan ini.


 

*Penulis adalah Anggota Bidang Organisasi PC IMM Kota Surabaya.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *