Meningkatkan Partisipasi dalam Organisasi

Ilustrasi diedit menggunakan Canva. (Immsby.or.id/Muhammad Habib Muzaki)

 

Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan organisasi di kampus bukan sekadar rutinitas tambahan, melainkan fondasi penting dalam pengembangan diri, pembentukan karakter, dan pengembangan jejaring sosial yang luas. Namun, tantangan zaman yang kini dihadapi, seperti menurunnya minat serta keterbatasan waktu, menjadi penghalang yang signifikan dalam meningkatkan tingkat partisipasi mahasiswa.

Beberapa pihak menggarisbawahi beberapa isu mendasar yang menyebabkan penurunan minat tersebut. Mulai dari budaya organisasi yang kaku, eksklusif, hingga birokratis. Hal ini bertolak belakang dengan zaman digital yang membuka akses informasi secara luas bagi mahasiswa. Pertanyaannya, apa yang membedakan mahasiswa yang aktif dalam organisasi dengan yang tidak?

Selain itu, alumni yang seringkali bersikap feodal dan keras juga menjadi faktor yang memengaruhi. Mereka cenderung meromantisasi pengalaman masa lalu, tanpa mempertimbangkan perubahan zaman. Meskipun maksudnya adalah memberikan motivasi kepada generasi muda, namun pesannya seringkali terdistorsi.

Tak hanya itu, program-program pemerintah seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Platform Merdeka Mengajar (PMM), Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), seolah menggusur peran organisasi mahasiswa dengan menawarkan keuntungan lebih. Ironisnya, program-program tersebut seringkali mengulang kegiatan yang sudah biasa dilakukan oleh organisasi mahasiswa, seperti studi banding, pengembangan diri, hingga pengabdian masyarakat.

Maka dari itu, dibutuhkan strategi yang tepat oleh organisasi mahasiswa untuk kembali memikat minat mahasiswa serta menjalankan kegiatan yang bermanfaat, tidak hanya bagi anggotanya, tetapi juga bagi mahasiswa secara umum dan masyarakat sekitar.

 

Program Kerja yang Rasional dan Relevan

Salah satu strategi adalah dengan merancang program kerja yang rasional dan sesuai kebutuhan. Hal ini melibatkan pengambilan keputusan yang berdasarkan aspirasi dan minat mahasiswa melalui survei atau diskusi. Dengan memahami preferensi mahasiswa, organisasi dapat merancang program kerja yang relevan dan memberikan manfaat nyata, serta memotivasi partisipasi aktif.

Dalam konteks organisasi mahasiswa, teori golden circle dari Simon Sinek (2009) dapat diterapkan dengan mengarahkan perhatian pada “Mengapa” organisasi tersebut ada, yaitu tujuan atau visi yang mendasari keberadaannya. Diikuti dengan “Bagaimana” strategi dan metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dan, terakhir “Apa” hasil konkret dari kegiatan dan inisiatif yang dilakukan.

Dengan mengkomunikasikan dengan jelas dan menekankan pada “Mengapa,” organisasi mahasiswa dapat memotivasi anggota, meningkatkan partisipasi, serta menarik minat dan dukungan dari pihak eksternal yang berbagi nilai atau visi yang sama, sehingga mampu mencapai dampak yang lebih signifikan dalam lingkungan kampus dan masyarakat.

 

Fokus Pengembangan Potensi

Selanjutnya, fokus pada pengembangan potensi diri anggota juga menjadi kunci. Organisasi kampus harus mampu mengenali dan mengasah bakat serta kemampuan anggotanya melalui pelatihan, workshop, mentoring, dsb. Selain itu, menciptakan lingkungan yang inklusif, kolaboratif, dan saling mendukung juga penting untuk meningkatkan partisipasi serta kualitas pengembangan diri anggota.

Menilik dari teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow (1943) dapat dikorelasikan dengan konsep organisasi mahasiswa, terutama dalam konteks motivasi dan pengembangan anggota. Misalnya, dalam konteks keanggotaan organisasi mahasiswa, kebutuhan fisiologis dapat dipenuhi melalui kegiatan seperti penyediaan makanan atau dukungan dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari bagi anggotanya.

Setelah itu, organisasi dapat memperhatikan kebutuhan keamanan anggotanya dengan menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi pertumbuhan mereka, serta menjamin keamanan emosional dan fisik dalam setiap aktivitas yang dilakukan.

Organisasi mahasiswa juga dapat membantu memenuhi kebutuhan sosial anggotanya dengan menyediakan ruang untuk membangun hubungan interpersonal, kerjasama, dan kebersamaan di antara sesama anggota. Hal ini bisa melalui kegiatan sosial, proyek kolaboratif, atau acara komunitas yang memperkuat rasa kepemilikan dan keterlibatan anggota.

Selain itu, organisasi dapat mendorong penghargaan dan pengakuan atas kontribusi anggotanya melalui apresiasi, penghargaan, dan pengakuan atas prestasi yang telah mereka capai, sehingga memenuhi kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan individu.

 

Model Organisasi yang Modern

Penerapan model organisasi modern seperti agile organization bisa menjadi langkah maju bagi organisasi kampus. Dengan pendekatan yang adaptif, inklusif, kolaboratif, dan responsif, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan partisipasi yang lebih luas.

Mengutip dari teori agile organization oleh Brosseau, et al (2019) menyoroti pentingnya fleksibilitas, kolaborasi, dan responsivitas dalam menghadapi perubahan cepat, sesuai dengan konteks organisasi mahasiswa. Dalam narasi organisasi mahasiswa, penerapan prinsip-prinsip agile organization dapat membantu organisasi menjadi lebih adaptif terhadap kebutuhan dan minat mahasiswa, memungkinkan pengembangan program dan inisiatif yang relevan dan responsif terhadap perkembangan di lingkungan kampus.

Dengan komunikasi terbuka, tim yang mandiri, dan pengambilan keputusan berdasarkan data, organisasi mahasiswa dapat meningkatkan partisipasi anggota, memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi mahasiswa, dan mencapai dampak yang lebih signifikan dalam komunitas kampus.

Dalam menjawab tantangan zaman yang terus berubah, membuat program kerja yang sesuai kebutuhan, fokus pengembangan potensi, dan model organisasi modern menjadi kunci dalam meningkatkan partisipasi mahasiswa. Dengan demikian, harapannya partisipasi mahasiswa dalam organisasi kampus dapat kembali meningkat, memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa dan perkembangan kampus secara keseluruhan.


 

*Penulis adalah Sekretaris Bidang HPKP PC IMM Kota Surabaya.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *