Musyawarah Daerah (Musyda) XXII IMM Jawa Timur dengan tema “Ta’awun untuk Jawa Timur” sudah selesai dilangsungkan di Kabupaten Ponorogo, tepatnya di Expotorium Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada 2-4 Agustus 2024 lalu. Saya merupakan salah satu penggembira acara tersebut. Salah satu hal yang menarik menurut saya adalah sambutan-sambutan pembukaan yang disampaikan oleh berbagai tokoh penting pada malam hari itu.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain Sugiri Sancoko (Bupati Ponorogo), Tamhid Masyhudi (Wakil Ketua Bidang Organisasi, Ideologi, MPKU, dan MLHPB PWM Jawa Timur 2022-2027), Muhammad Zaki Mubarak (Sekretaris Jenderal DPP IMM), M. M. Firdaus Su’udi (Ketua Umum DPD IMM Jawa Timur 2022-2024), dan lain-lain. Kehadiran mereka tidak hanya sebagai simbol dukungan semata, tetapi juga sebagai bentuk nyata dari ta’awun, yaitu saling tolong-menolong dan bekerja sama demi kemajuan Jawa Timur.
Sambutan-Sambutan Mereka
Sambutan yang pertama disampaikan oleh M. M. Firdaus Suudi. Dalam sambutannya, ia mengajak seluruh kader IMM untuk terus belajar, berinovasi, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. Kepemimpinan yang berintegritas diharapkan mampu membawa IMM se-Jawa Timur menjadi organisasi yang kuat, mandiri, dan berdaya saing.
“Di era yang penuh dengan ketidakpercayaan dan kecurigaan, kita harus menanamkan nilai-nilai ta’awun dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Firdaus juga mengimbuhi sambutannya bahwa dengan saling percaya dan saling mendukung, IMM Jatim diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan membangun masa depan yang lebih baik secara bersama-sama.
Pada sambutan selanjutnya, Muhammad Zaki Mubarak mengajak seluruh peserta dan penggembira Musyda untuk tidak hanya berwacana tetapi juga beraksi nyata. Ia menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar lembaga serta organisasi kemahasiswaan dalam menghadapi tantangan zaman.
“Musyda bukanlah sekadar ajang untuk berebut posisi, melainkan sebuah forum yang sarat dengan hal-hal substansial yang harus dipahami oleh setiap kader IMM,” tegasnya.
Menurut Zaki, forum Musyda ini diharapkan dapat melahirkan solusi-solusi konstruktif bagi IMM dan bahkan pemerintah Jawa Timur.
Kemudian dalam sambutan Bupati Ponorogo. Sancoko mengungkapkan kebanggaannya atas dipilihnya Ponorogo sebagai lokasi Musyda tahun ini. Selain itu, ia berharap agar pemimpin yang terpilih nantinya adalah sosok yang amanah, visioner, dan berkualitas. Di ujung sambutannya, beliau menambahkan sentuhan personal yang meneguhkan semangat kebersamaan melalui kalimat, “Aku cinta padamu”.
Sambutan terakhir disampaikan oleh Tamhid Masyhudi. Ia menyampaikan pesan bahwa Muhammadiyah selalu hadir dalam setiap langkah perjuangan bangsa, termasuk melalui IMM. Ia menyoroti betapa besar peran ta’awun Muhammadiyah untuk bangsa dan meyakinkan bahwa persyarikatan akan selalu maju dengan komitmen dan dedikasi dari seluruh anggotanya.
“Muhammadiyah akan terus berkembang dan menjadi garda terdepan dalam menciptakan perubahan positif di berbagai sektor kehidupan,” ucapnya.
Refleksi untuk Ta’awun
M. M. Firdaus sebagai Ketua Umum DPD IMM Jatim periode sebelumnya menekankan akan pentingnya integritas dan transparansi dalam kepemimpinan. Pesannya untuk menanamkan nilai-nilai ta’awun dalam kehidupan sehari-hari menantang kita sebagai kader IMM untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan masa depan yang lebih baik.
Sementara itu, Muhammad Zaki Mubarak selaku Sekretaris Jenderal DPP IMM mengajak kita untuk melihat Musyda sebagai forum yang substansial, bukan sekadar ajang politik belaka. Ajakan beliau untuk beraksi nyata dan pentingnya sinergi dalam menghadapi tantangan zaman, saya rasa sangat menggugah semangat kita semua.
Sambutan dari Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko juga terasa telah memberikan semangat dan harapan besar bagi IMM. Pengakuan beliau terhadap pentingnya peran pemuda dan harapannya akan kepemimpinan yang amanah dan visioner menjadi dorongan kuat bagi seluruh kader IMM se-Jawa Timur.
Terakhir, Tamhid Masyhudi sebagai perwakilan dari PWM Jatim turut menegaskan akan peran strategis Muhammadiyah dan IMM dalam pembangunan bangsa. Pesan beliau tentang pentingnya ta’awun yang diwujudkan dalam aksi nyata menginspirasi kita untuk senantiasa bergerak maju dengan komitmen dan dedikasi.
Sambutan dari keempat tokoh tersebut seakan membentuk kerangka berpikir yang begitu kuat bagi kita untuk melangkah maju dengan semangat ta’awun; memberikan motivasi, harapan, dan arah yang jelas. Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, kader IMM dirasa bisa untuk bersama-sama membangun Jawa Timur hingga Indonesia yang lebih baik dan sejahtera ke depannya.
Musyda di Ponorogo tahun ini bukan sekadar ajang konsolidasi organisasi, tetapi juga menjadi momentum refleksi bagi seluruh kader IMM. Sambutan dari berbagai tokoh penting tersebut mengingatkan kita akan pentingnya ta’awun dalam setiap langkah perjuangan. Ta’awun bukan hanya sekadar jargon, tetapi lebih dari itu harus pula diwujudkan dalam setiap aksi nyata, baik dalam lingkup organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai penggembira yang turut menyaksikan langsung momen bersejarah ini, saya merasa optimis bahwa IMM Jawa Timur mampu menjawab tantangan zaman dengan semangat ta’awun. Semoga ke depan, IMM semakin solid dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa, khususnya untuk Jawa Timur dan Indonesia.
*Penulis adalah Ketua Bidang Immawati IMM Komisariat Ushuluddin FIAD.