Ilustrasi diedit menggunakan Canva. (Immsby.or.id/Rafif Burhanuddin Muhammad)
Seiring dengan meningkatnya prestasi timnas sepak bola Indonesia yang menunjukkan tren positif mulai dari kelompok umur U-19 yang sedang menunjukan tajinya di piala AFF, kelompok umur U-23 yang beberapa bulan lalu lolos semi final di piala Asia U-23, juga tim senior yang lolos di kualifikasi piala dunia di round ke tiga tentunya ini menjadi kabar positif bagi seluruh pencinta sepak bola Indonesia. Oleh karena itu, menariknya itu muncul beberapa kelompok supporter baru yang sebelumnya jarang dijumpai dalam barisan suporter turut menghiasi bangku-bangku stadion.
Pemandangan yang mungkin bagi sebagian suporter timnas sejak era kegelapan terasa aneh. Muncullah label pada kelompok suporter baru sebagai fans FOMO. Gerombolan penggemar tersebut didominasi oleh perempuan para fans dadakan yang dijuluki “Cegil FOMO” ini banyak bermunculan setelah meningkatnya jumlah pemain naturalisasi. Yang menjadi fokus utama dari cegil FOMO ini adalah perawakan dari para pemain naturalisasi yang tampan.
Fenomena FOMO sendiri sudah beberapa kali menjadi perbincangan hangat dalam topik keilmuan Psikologi, Menurut Przyblylski dkk (2013) mendefinisikan fear of missing out (FOMO) merupakan ketakutan akan kehilangan momen berharga individu atau kelompok lain dimana individu tersebut tidak dapat hadir di dalamnya dan ditandai dengan keinginan untuk tetap terhubung dengan apa yang orang lain lakukan. Sedangkan menurut JWTIntelligence (2012) fear of missing out (FOMO) merupakan ketakutan yang dirasakan oleh seseorang bahwa orang lain mungkin sedang mengalami suatu hal atau kejadian menyenangkan, namun orang tersebut tidak ikut merasakan hal tersebut. Rasa-rasanya fans Timnas sekarang sedang mengalami apa yang dinamakan FOMO.
Sejatinya ini bukan masalah karena pada dasarnya setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda, bukan masalah juga jika mereka mendukung timnas tanpa memahami sepakbola itu sendiri, tetapi akan menjadi masalah jika pada akhirnya fenomena FOMO ini mengakibatkan kerugian bagi para pemain. Fans dadakan ini selalu berusaha mengabadikan setiap momen dari pemain yang mereka sukai, menguntit kegiatan pemain, meneriaki, dan membawa foto-foto pemain saat bertanding. Para cegil ini berperilaku bukan seperti pendukung timnas, tetapi lebih mirip fans idol kpop.
Banyak cegil FOMO yang menyerbu pemain saat baru menginjakkan kaki di bandara setelah belasan jam perjalanan, mendatangi hotel tempat pemain timnas menginap, menarik-narik tangan pemain timnas saat bertemu, bahkan membuntuti pemain yang pergi ke kamar mandi. Tindakan para fans ini sangat melebihi batas wajar karena mengganggu kenyamanan dan privasi pemain, hal ini tentu sangat meresahkan. Oleh karena itu, banyak yang mendesak PSSI untuk meningkatkan penjagaan dan pengamanan pemain, baik itu di bandara, hotel maupun saat berada di luar.
Dilansir dari Kompas.com Ketua Prodi Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Fajar Junaedi menuturkan ada dampak yang berpotensi dialami para pemain timnas akibat penggemar FOMO dan sering mengikuti mereka. Perilaku penggemar ini dapat menimbulkan dampak yang positif dengan batasan tertentu maupun berefek negatif ke permainan timnas.
Pengamat sepakbola yang juga sekretaris Lembaga Pengembangan Olahraga Muhammadiyah itu menuturkan, penggemar akan menjadi pendukung pemain sekaligus konsumen produk olahraga. Sebab mereka akan selalu menunggu publisitas terkait tim dan para pemain, serta produk-produk yang berkaitan dengan timnas. Namun, lanjutnya, kondisi tersebut hanya akan terjadi jika dukungan penggemar tidak mengganggu privasi pemain. Penggemar juga tidak boleh menghambat pada pemain yang melakukan aktivitas “Menjadi penting bagi PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) untuk melakukan edukasi kepada para fans, salah satunya melalui media sosial,” imbuh Fajar.
*Penulis adalah Ketua Bidang Organisasi IMM Komisariat Allende Periode 2022-2023.